Tema :
keputusan pembelian produk organik
Judul : GREEN MARKETING DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MELALUI MINAT MEMBELI PRODUK
ORGANIK
Pengarang : ALLEN A. CH. MANONGKO
Tahun : 2007
Latar belakang :
Permasalahan lingkungan dan kesehatan yang secara langsung dan
tidak langsung diakibatkan oleh aktivitas manusia, baik di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, pertanian, ekonomi dan bisnis, telah menjadi issue
sentral di semua kalangan. Kepedulian dan kesadaran akan lingkungan dan
kesehatan, telah merubah cara pandang dan pola hidup dari manusia dan para
pelaku usaha. Hal ini ditunjukkan pada perubahan pola pendekatan bisnis yang
mulai mengarahkan usaha dengan pendekatan aktivitas bisnis berbasis kelestarian
lingkungan.
Pemasaran yang berbasis pada kelestarian lingkungan “environmental
marketing” merupakan perkembangan baru dalam bidang pemasaran, dan
merupakan suatu peluang yang potensial dan strategis yang memiliki keuntungan
ganda (Multiplier effect) baik pelaku bisnis maupun masyarakat sebagai
pengguna.
Pendekatan Pemasaran hijau (green marketing approach ) pada
area produk diyakini dapat meningkatkan integrasi dari isu lingkungan pada
seluruh aspek dari aktivitas perusahaan, mulai dari formulasi strategi,
perencanaan, penyusunan, sampai produksi dan penyaluran atau distribusi dengan
pelanggan. Sebagaimana oleh Pride and Ferrell, 1993 dalam Nanere
(2010), mengatakan bahwa green marketing dideskripsikan
sebagai usaha organisasi atau perusahaan mendesign, promosi, harga dan
distribusi produk-produk yang tidak merugikan lingkungan. Pujari dan
Wright (1995) mengungkapkan bahwa pemasar (marketer) perlu memandang
fenomena tersebut sebagai satu hal yang berpotensi sebagai peluang bisnis.
Kalafatis et al., (1999) mengatakan bahwa para pemasar memandang
fenomena dalam lingkungan pemasaran sebagai kesempatan bisnis dalam upaya
perusahaan mengembangkan dan mengimplementasikan rencana jangka panjangnya
secara proaktif pada strategi lingkungan perusahaan. Ottman (1994) mengatakan
bahwa saat ini perhatian pemasar harus banyak dicurahkan pada environmental
marketing. Implikasi yang paling signifikan dari kondisi tersebut bagi
pemasar barang dan jasa adalah bahwa tindakan konsumen didasarkan atas
nilai-nilai melalui kekuatan keputusan pembelian konsumen (Dharmmesta, 1997).
Czinkota and Ronkainen (1992) dalam Lozada (2000) mengemukakan bahwa
perusahaan akan dapat memperoleh solusi pada tantangan lingkungan melalui marketing
strategic, produk, dan pelayanan agar dapat tetap bersaing. Byrne (2003)
mengungkapkan bahwa environmental atau green marketing (pemasaran
hijau) merupakan fokus baru dalam usaha bisnis, yaitu sebuah pendekatan
pemasaran strategik yang mulai mencuat dan menjadi perhatian banyak pihak mulai
akhir abad 20. Kondisi ini menuntut pemasar (marketer) untuk lebih
berhati-hati dalam mengambil keputusan yang melibatkan lingkungan.
Di samping itu, perusahaan menggunakan istilah pemasaran hijau (green
marketing), sebagai upaya mendapatkan kesempatan untuk meraih tujuan
perusahaan. Hal ini terlihat pada perhatian pelaku bisnis terhadap isu-isu
lingkungan dan kesehatan dengan meningkatnya pasar yang peduli lingkungan
(Laroche, et al., 2001). Bahkan ditunjukkan dengan maraknya para pelaku
bisnis yang menerapkan standar internasional atau lebih dikenal dengan
ISO-14000. Untuk pemasaran produk organik di Indonesia,
faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli dan keputusan pembelian masih
terbaungkus dalam konsep bauran pemasaran dan karakteristik demografi (Haryadi,
2009; Ardianti, 2008; Junaedi, 2007).
Oleh karena itu, green marketing oleh beberapa peneliti
dianggap gagal dalam memberikan kontribusi lebih lanjut pada isu lingkungan dan
kesehatan atas pengintegrasian potensi keunggulan bersaing dengan kepedulian
lingkungan sebagai strategi bisnis (Buchholz, 1998; Hawken, et al.,
1999; Straughan & Roberts, 1998; Vlosky, et al., 1999 dalam
Byrne, 2002). Jika isu lingkungan (polusi, perlindungan terhadap spesies, dan
produk yang dapat di daur ulang) memiliki arti penting bagi konsumen dalam
memilih produk, dan jika suatu perusahaan di dalam pasar menjadi satu-satunya
yang memberi tawaran dengan suatu bauran pemasaran lingkungan di antara para
pesaingnya, maka perusahaan harus memiliki strategic competitive advantage yang
tinggi (Cravens, 2000).
Kilbourne (1998) melaporkan bahwa kegagalan pemasaran hijau yang
bergerak melampaui keterbatasan paradigma yang berlaku. Walaupun ada
perkembangan makro yang baru dalam pemikiran pemasaran yang mengarah pada
pemasaran hijau keberlanjutan dengan berpikir secara holistik. Namun
keterbatasan paradigma yang berlaku tersebut, jika masih dalam lintasan
disiplin yang sama, dipastikan tidak berubah, kecuali menggabungkan beberapa
dimensi secara multidisiplin untuk dikembangkan. Kline mengidentifikasi
daerah-daerah yang harus diperiksa atas pengaruh pemasaran lingkungan yaitu
ekonomi, politik dan dimensi teknologi, budaya.
Masalah dan tujuan :
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, dapatlah
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Apakah Green Marketing berpengaruh
terhadap Minat membeli Produk Organik?
Apakah Green Marketing berpengaruh
terhadap Keputusan Pembelian Produk Organik?
Apakah Minat membeli berpengaruh terhadap
terbentuknya Keputusan Pembelian Produk Organik?
Apakah Green Marketing berpengaruh terhadap Keputusan
pembelian melalui Minat membeli Produk Organik?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai adalah:
Menguji dan menganalisis pengaruh Green
Marketing terhadap Minat membeli Produk Organik.
Menguji dan menganalisis apakah Green
Marketing berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Produk Organik.
Menguji dan menganalisis pengaruh Minat
membeli terhadap terbentuknya Keputusan Membeli Produk Organik.
Menguji dan menganalisis apakah Green Marketing berpengaruh
terhadap Keputusan pembelian melalui Minat membeli Produk Organik.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Berdasarkan pola hubungannya, jenis penelitian ini adalah explanatory
research yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel
penelitian melalui pengujian hipotesa (Singarimbun dan Efendi, 1995:5).
Sedangkan pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, yaitu penelitian dengan pendekatan angka-angka baik dalam pengumpulan
data, analisa data hingga interpretasi data didasarkan pada hasil
Hasil Analisis Deskripsi Variabel Green
Marketing (X1)
Adapun hasil analisis deskrpsi variabel Green Marketing disajikan
sebagai berikut:
Variabel Green Marketing (X1) diukur oleh empat indikator yaitu Produk (X1.1), Harga (X1.2), Tempat (X1.3),
dan Promosi (X1.4).
Untuk indikator Produk (X1.1),
dari tujuh item pertanyaan, mayoritas responden menjawab setuju pada item nomor
2, 3, 4, 5, 6, dan 7, dan mayoritas responden menjawab sangat setuju pada item
nomor 1. Dari nilai rata-rata berkisar antara 3.96 hingga 4.54,
dan rata-rata skor indikator ini adalah 4.16
yang berada pada kategori kuat (rata-rata skor antara 3.41 hingga 4.20).
Artinya Produk (X1.1) sebagai
pengukur Green Marketing (X1)
dipersepsi kuat oleh responden.
Dari keempat indikator pengukur Green Marketing (X1) terlihat bahwa keempatnya
dipersepsi kuat oleh responden, dengan indikator Produk (X1.1) sebagai indikator terkuat (4.16), sedangkan indikator Promosi (X1.4) sebagai indikator terlemah (3.66). Dan dari tinjauan interpretasi
skor, dengan nilai rata-rata variabel Green Marketing (X1) diperoleh 4.00 berada pada kategori kuat (skor antara 3.41 hingga 4.20).
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa variabel Green Marketing (X1)
berada dalam kategori dipersepsikan kuat oleh responden, hal ini menggambarkan
bahwa perhatian terhadap Green Marketing oleh pelanggan atau konsumen
dalam melakukan pembelian produk organik pada Supermarket - Supermarket
di Kota Manado dipersepsikan kuat atau sebagai suatu pertimbangan penting. analisa
data yang berupa angka. Sedangkan unit analisis yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah individu konsumen yang melakukan pembelian pada
supermarket-supermarket yang menjual produk organik di kota Manado.
Tempat/Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di beberapa pasar modern (Fresh
Supermarket, Golden Supermarket, dan Gelael Supermarket) yang
terdapat di kota Manado dan sekitarnya. Waktu penelitian adalah studi satu
tahap (one-shot study) atau cross-sectional, dimana data hanya
sekali dikumpulkan, dalam satu periode waktu (Sekaran, 2006:177).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pelanggan yang
melakukan pembelian produk organik pada Supermarket dan di wilayah
Kota Manado. Dalam penelitian ini, jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah
120 responden, berdasarkan rekomendasi asumsi yang mendasari alat analisis
jalur (path analysis), yakni minimal sebanyak 100 responden (Sarwono,
2007:2). Setelah ditentukan jumlah sampel yang akan dijadikan responden, maka
penarikan sampel menggunakan pendekatan Non-probability sampling,
dikarenakan besarnya populasi tidak diketahui (Maholtra, 2005) dengan jenis
sampling yang dipilih yaitu purposive sampling atau sampel bertujuan
secara subjektif (Ferdinand, 2006). Pemilihan jenis ini berdasarkan penilaian
dan kriteria tertentu yang dapat mewakili baik statistik, signifikansi, dan
prosedur pengujian hipotesisnya (Ferdinand, 2006). Adapun kriteria yang
ditetapkan dalam penelitian ini adalah responden yang membeli dan mengkonsumsi
produk organik.
Teknik Pengambilan Data
a) Kuisioner; b) Wawancara; c) Studi Pustaka
Instrumen Penelitian
Instrumen pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala likert, untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Sarwono, 2007).
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu dan ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari, dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004).
1.
Konstruk Eksogen (variabel independen): Green Marketing (X1).
2.
Konstruk Intervening : Minat Membeli (X2).
3. Konstruk Endogen (variabel dependen): Keputusan Pembelian (Y).
Metode Analisis Data
Analisis Statistik Deskriptif
Tujuan penggunaan analisis ini adalah untuk mengungkap gambaran
data yang telah dikumpulkan dari lokasi penelitian. Pendeskripsian dapat
dilakukan dengan cara menginterpretasikan hasil pengolahan data melalui
tabulasi frekuensi guna mengungkapkan kecendrungan data nominal empirik seperti
rata-rata hitung (mean), nilai tengah (median), nilai terbanyak (modus),
nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maksimum). Hasil
analisis deskriptif berguna untuk mendukung penafsiran atau interpretasi hasil
analisis dengan teknik lainnya.
Analisis Inferensial
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang representative,
maka data-data yang telah dikumpulkan perlu diolah dengan menggunakan alat
analisis yang tepat. Berdasarkan kerangka teoritik dan konseptual serta
hipotesis pada penelitian ini, maka model analisis yang digunakan adalah
analisa faktor konfirmatori (confirmatory faktor analysis) dan analisis
jalur (path analysis), dengan menggunakan bantuan software SPSS
15 (Statistical Package for Social Science).
Analisis Faktor Konfirmatori
Metode analisa faktor akan digunakan pada indikator-indikator
pengukur variabel green marketing, minat membeli, dan keputusan
pembelian. Di satu sisi analisa faktor digunakan untuk mereduksi dengan
cara pengelompokan beberapa indikator berdasarkan matrik korelasinya menjadi
variabel-variabel yang lebih sedikit jumlahnya yang disebut faktor, dan
dilanjutkan dengan perhitungan skor faktor dari variabel baru tersebut.
Prosedur yang dilakukan dalam analisa faktor ini adalah sebagai
berikut: merumuskan masalah, membuat matriks korelasi, menentukan jumlah
faktor, rotasi faktor, interpretasi faktor, dan menentukan ketepatan model
(Malhotra, 1993:622).
a. Merumuskan Masalah; b. Membuat Matriks Korelasi; c. Penentuan
Jumlah Faktor; d. Rotasi Faktor; e. Interpretasi Faktor; f. Penentuan Skor
Faktor; g. Penentuan Ketepatan Model.
Analisis Jalur ( Path Analysis)
Metode untuk menganalisa data dalam penelitian ini menggunakan
analisa jalur. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007) menyatakan bahwa analisis
jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel
eksogen terhadap variabel endogen. Koefisien path ini menunjukkan seberapa
besar pengaruh perubahan satu variabel terhadap variabel yang lain.
Model Analisis Penelitian
Persamaan untuk model hipotesis jalur adalah:
ZX2 = PX2X1 ZX1 + e1
ZY = PYX1 ZX1 + PYX2 ZX2 + e2
Hasil Analisis Deskripsi Variabel Green Marketing (X1)
Adapun hasil analisis deskrpsi variabel Green Marketing disajikan
sebagai berikut:
Variabel Green Marketing (X1) diukur oleh empat indikator yaitu Produk (X1.1), Harga (X1.2), Tempat (X1.3),
dan Promosi (X1.4).
Untuk indikator Produk (X1.1),
dari tujuh item pertanyaan, mayoritas responden menjawab setuju pada item nomor
2, 3, 4, 5, 6, dan 7, dan mayoritas responden menjawab sangat setuju pada item
nomor 1. Dari nilai rata-rata berkisar antara 3.96 hingga 4.54,
dan rata-rata skor indikator ini adalah 4.16
yang berada pada kategori kuat (rata-rata skor antara 3.41 hingga 4.20).
Artinya Produk (X1.1) sebagai
pengukur Green Marketing (X1)
dipersepsi kuat oleh responden.
Dari keempat indikator pengukur Green Marketing (X1) terlihat bahwa keempatnya
dipersepsi kuat oleh responden, dengan indikator Produk (X1.1) sebagai indikator terkuat, sedangkan
indikator Promosi (X1.4) sebagai
indikator terlemah (3.66). Dan
dari tinjauan interpretasi skor, dengan nilai rata-rata variabel Green
Marketing (X1) diperoleh 4.00 berada pada kategori kuat (skor
antara 3.41 hingga 4.20).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Green
Marketing (X1) berada dalam
kategori dipersepsikan kuat oleh responden, hal ini menggambarkan bahwa
perhatian terhadap Green Marketing oleh pelanggan atau konsumen dalam
melakukan pembelian produk organik pada Supermarket - Supermarket
di Kota Manado dipersepsikan kuat atau sebagai suatu pertimbangan penting.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan, penelitian yang berjudul Green
Marketing dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Minat
Membeli Produk Organik (Studi pada Pelanggan Produk Organik di Kota Manado),
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Green Marketing memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap Minat membeli pada pelanggan atau konsumen Produk organik. Hasil ini
sesuai dengan temuan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa green
marketing berpengaruh signifikan terhadap minat membeli (Haryadi, 2009;
Tarkiainen and Sundqvist, 2006). Green marketing yaitu kualitas produk,
harga, tempat/saluran distribusi dan promosi memberikan pengaruh terhadap nilai
minat membeli pelanggan . Artinya semakin tinggi nilai green marketing,
akan semakin tinggi pula minat membeli produk organik di kota Manado.
Green Marketing tidak memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian Produk organik pada pelanggan atau
konsumen. Hasil ini menjelaskan bahwa keputusan aktual dan frekwensi pembelian
dari keputusan pembelian tidak terpengaruh oleh green marketing yaitu
kualitas produk, harga, tempat/saluran distribusi dan promosi. Artinya seberapa
besarnya nilai green marketing, tidak menjadi ukuran konsumen atau
pelanggan memutuskan untuk membeli produk organik di kota Manado.
Minat membeli memiliki pengaruh secara signifikan keputusan
pembelian produk organik pada pelanggan atau konsumen Produk organik. Hasil ini
sesuai dengan temuan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa minat
membeli berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Tarkiainen and
Sundqvist, 2006; Magistris dan Gracia (2008) dan Kalafatis (1999). Hasil ini dapat
dijelaskan bahwa minat membeli yaitu sikap, norma subjektif dan kontrol perlaku
memberikan pengaruh signifikan terhadap terbnetuknya keputusan pembelian produk
organik pelanggan. Artinya semakin tinggi nilai minat membeli, akan semakin
meningkat pula keputusan pembelian produk organik di kota Manado.
Minat membeli yang ditempatkan sebagai interviening memberikan
pengaruh secara signifikan antara Green Marketing dengan keputusan
pembelian Produk organik. Hal ini sejalan dengan kajian teoritis Ajzen (1988)
bahwa minat merupakan variabel antara dalam membentuk perilaku / keputusan
pembelian. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa minat membeli dapat menjadi
mediasi hubungan antara green marketing terhadap keputusan
pembelian Artinya semakin tinggi nilai green marketing dan minat
membeli akan semakin tinggi pula keputusan pembelian pada konsumen/ pelanggan
produk organik di kota Manado.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab
terdahulu, sekaligus menjawab tujuan dan manfaat dari penelitian ini, maka
beberapa saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Untuk pengembangan ilmu pemasaran, dapat disarankan bahwa adanya
pengaruh tidak langsung antara green marketing terhadap keputusan
pembelian melalui minat membeli. Sesuai pendekatan Theory of palnned
behavior (Ajzen, 1988, 1991) yang meletakkan variabel minat sebagai interviening
dapat diterapkan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Untuk itu, konsep green
marketing dalam dunia pemasaran, khususnya pemassaran produk organik perlu
diimplementasikan lebih lanjut.
Untuk pemilik/pengelola supermarket/swalayan dan
produsen/suplier produk organik, hendaknya memperhatikan implementasi Green
Marketing yang terdiri atas kualitas produk, harga, tempat, dan promosi.
Dengan demikian akan meningkatkan minat membeli produk organik yang terlihat
dari peningkatan sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku dari konsumen.
Sehingga secara tidak langsung akan dapat meningkatkan keputusan pembelian oleh
konsumen yang dapat dilihat dari peningkatan keputusan aktual dan frekuensi
pembelian. Implementasi yang dapat dilakukan oleh pemilik seperti pelatihan,
pengarahan dan pengawasan terhadap karyawan yang berada pada lokasi produk
organik, sehingga konsumen atau pelanggan dapat melihat dan memperoleh jawaban
yang mungkin ditanyakan. Hal ini diyakini akan membuat minat membeli konsumen
menjadi lebih besar.
Untuk pemerintah, program “Go Organik 2010” yang telah
dicanangkan, perlu dilanjutkan dan dilestarikan agar pemahaman akan produk
organik dapat lebih baik, sehingga dapat berpengaruh pada semakin sering dan
banyaknya pengguna produk ini. Dan terkait dengan masalah lingkungan dan
kesehatan dipastikan hijau dan sehat, sebagai konsekwensi positifnya.
Rekomendasi penelitian yang akan datang:
a. Dalam penelitian ini, masalah
lingkungan dan kesehatan belum dimasukkan sebagai variabel penelitian, untuk
itu peneliti merekomendasikan penelitian yang akan datang, dapat meletakkan
kedua masalah ini dijadikan variabel.
b. Dengan menggunakan alat analisis jalur peneliti telah
memperoleh hasil penelitian ini, namun sangat dimungkinkan bila penelitian yang
akan datang mencoba dengan alat analisis lain seperti Model persamaan
struktural.
0 komentar:
Posting Komentar