Perencana keuangan dari Money n love, pada saat Anda mulai
menyusun rencana keuangan keluarga, kejujuran dan komunikasi yang baik bersama
pasangan adalah hal mutlak dan paling mendasar. "Diskusikan secara terbuka
apa yang akan Anda direncanakan. Jangan ada yang disembunyikan," kata
Freddy.
Kalau syarat utama ini sudah terpenuhi, tahap selanjutnya
akan mudah. Tahap tersebut, yakni, pertama, penetapan tujuan keuangan. Kedua,
identifikasi pemasukan dan rencana pengeluaran.Ketiga, evaluasi atas rencana
itu. Pada tahap menetapkan tujuan keuangan keluarga, anda harus menjabarkannya
secara detail tujuan penggunaan uang Anda. Sebagai contoh, tujuan Anda adalah
membiayai pendidikan anak, memiliki rumah, mobil, menjalani liburan, dan
seterusnya. Dalam
menetapkan tujuan keuangan tersebut, Anda harus bisa membedakan antara
kebutuhan dan keinginan. "Kebutuhan itu kalau Anda tidak memilikinya, maka
hidup Anda akan selalu terganggu. Sebaliknya, keinginan itu muncul secara
spontan Anda perlu memiliki disiplin tinggi agar tujuan keuangan tersebut
tercapai. Tahap kedua ialah menetapkan jumlah penghasilan dan pengeluaran.
Dengan kata lain Anda harus tahu arus kas masuk dan arus kas keluar. tergolong
arus kas masuk (pendapatan) ialah gaji, tunjangan, bonus, serta penghasilan
lain dari pekerjaan sampingan.
Pasangan suami istri yang sama memiliki penghasilan harus
rela menyatukan penghasilannya itu. "Gaji istri untuk keluarga dan gaji
suami juga untuk keluarga. Ingat, prinsip dasar dari keuangan adalah pendapatan
harus lebih besar dari pada pengeluaran. ketika menetapkan jenis-jenis
pengeluaran, Anda perlu menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasangan
berdasarkan aktivitasnya. Bila suami seorang petugas marketing, mungkin perlu
pengeluaran untuk membeli mobil. "Kalau istri bekerja hanya di kantor,
mungkin tidak terlalu membutuhkan punya mobil sendiri. Dalam pos pengeluaran,
perlu ada pos untuk pribadi. Untuk pos ini, prinsipnya, pengeluaran pribadi
untuk suami dan istri harus seimbang. Tidak ada yang lebih besar atau lebih
kecil. Tahap selanjutnya
menetapkan pos pengeluaran sesuai tujuan. Guna mencapai hal itu, ada beberapa
langkahnya yaitu :
Pertama, Anda
perlu menyiapkan dana darurat keluarga berkisar antara enam sampai 12 kali
pengeluaran bulanan. Dana darurat ini harus dipisahkan dari dana lain. Hal ini
sangat penting, agar situasi darurat itu tidak menghancurkan rencana keuangan
secara keseluruhan.
Kedua, membeli atau memiliki
asuransi untuk mengantisipasi risiko yang tidak diinginkan. Yang utama, belilah
asuransi untuk si pencari nafkah. Asuransi ini sangat penting keberadaannya
untuk membentengi finansial keluarga apabila pencari nafkah terkena risiko
tidak bisa mencari nafkah atau meninggal dunia.
Ketiga, melakukan investasi
untuk mengembangkan kekayaan. Bentuk investasi bisa bertujuan untuk pendidikan
anak atau tujuan lain dalam jangka panjang. Jumlahnya, minimal 20% dari
penghasilan rutin Anda agar nilai uang tidak tergerus inflasi.
Keempat adalah
mengeluarkan pos untuk kebutuhan rutin keluarga, mulai dari membayar listrik,
tagihan kebersihan, hingga kebutuhan belanja bulanan. Nah, berhubung nilai
belanja bulanan lumayan besar, sebaiknya Anda belanja menggunakan kartu
tabungan atau debit. Syukur-syukur bila ada program promosi dari bank. Sebagai
contoh, ada hadiah cash back yang secara otomatis masuk ke dalam rekening
tabungan kita bila kita berbelanja dalam jumlah tertentu.
Tahap terakhir adalah tahap evaluasi. Evaluasi
keuangan mempunyai fungsi untuk melihat apakah kita telah menyusun rencana yang
baik, ada atau tidak kesalahan dari perencanaan tersebut, serta apakah
perencanaan itu masih pada jalurnya untuk mewujudkan tujuan keuangan. Anda,
misalnya, bisa beralih ke instrumen yang lebih menjanjikan jika portofolio lama
kurang menguntungkan.
Sumber :
personalfinance.kontan.co.id/news/inilah-tahap-tahap-merencanakan-keuangan-keluarga--1