Analisis Jurnal 3


Tema             : Marketing Mix  Terhadap Toko Eceran.

Judul             : Analisis Pengaruh Strategi Mareketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Toko Eceran Tradisional Kepanjen Malang.

Pengarang     : Tin Agustina Karnawati dan Lilik Nur Hamzah

Tahun            : 2008

Latar belakang :

Banyak bentuk bisnis yang menggunakan pola pelayanan yang diorientasikan pada pelanggan termasuk pada bisnis usaha eceran (retailer) yang dewasa ini begitu banyak  bermunculan dan menjamur terutama di lingkungan perkotaan, hal ini dapat dipengaruhioleh makin maraknya pertumbuhan usaha minimarket dan adanya banyak pembangunanRuko (Rumah Toko) di pusat perkotaan dan jalan raya yang dirasa strategis untuk usahatersebut. Yang dimaksud pengecer adalah sebuah organisasi yang membeli produk denganmaksud menjual produk itu kembali kepada para konsumen akhir.

Bisnis eceran, yang kini popular disebut bisnis ritel, merupakan bisnis yangmenghidupi banyak orang dan memberi banyak keuntungan bagi sementara orang lain.Bahkan pada saat krisis moneter melanda Indonesia di akhir tahun 1997, yang kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi, perekonomian Indonesia banyak tertolong oleh sektor  perdagangan eceran, pengecer juga sebagai mata rantai perdagangan. Pasar ritel dapattumbuh terus sebagai akibat dari perkembangan berbagai bidang, pertama yangmempengaruhi pertumbungan pasar ritel adalah perkembangan demografi. Pangsa pasar ritel periode Mei 2002–April 2003 menunjukkan Jawa Barat (termasuk Depok, Bogor,Tengerang, dan Bekasi) mencapai 20,7 %, Jawa Tengah 16,3 %, Jawa Timur 15,9%,Jakarta 15,0%, Sumatra Utara 11,0%, Sumatra Selatan 7,8%, Daerah-daerah lain13,4% (Bisnis Indonesia, 14 Agustus 2003 dari AC Nielsen).

Penduduk Indonesia sebagai penduduk kelima terbanyak didunia (setelah China,India, AS, dan Rusia) dengan kondisi perekonomian mayoritas rumah tangga menengah ke bawah tersebar di lebih dari 30 provinsi di berbagai pulau. Menurut perhitungan BPS, parakonsumen Indonesia menghabiskan US$100 per orang per tahun untuk belanja di riteltradisional atau sekitar Rp 150 triliun setelah perhitungan kurs yang berlaku dan jumlah penduduk. Pasar ritel Indonesia pada tahun 2003 diperebutkan oleh pengecer modern dan pengecer tradisonal. Pasar tradisional, dalam wujud warung, toko, pasar, mengalami penurunan pangsa pasar dari 79,8% menjadi 73,8%, meskipun dalam nilai omzetmenunjukkan kenaikan dari Rp 145,5 triliun ke Rp 196,3 triliun.Jumlah gerai di Indonesiamenurut penelitian AC Nielsen (Bisnis Indonesia, 20 Agustus 2004) adalah ritel modern5.079 gerai dan ritel tradisional1.745.589 gerai.Jadi peminat pasar eceran atau bisniseceran tradisional paling besar.

Kecamatan Kepanjen pada tahun 2006 tercatat sebanyak 89 usaha dagang yangterdaftar resmi pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang termasuk usaha dagang eceran.Jumlah 89 ini terbagi menjadi 3 SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan)yaituSIUP besar = 3; SIUP menengah = 7; SIUP kecil 79 usaha. Yang membedakan antaraSIUP besar, menengah, dan kecil adalah dilihat dari modal awal usaha dagang tersebutdimulai. Jika SIUP besar memiliki modal awal antara Rp.500 juta ; SIUP menengah denganmodalawal antara Rp.500.000–Rp 5.000.000dan SIUP kecil modal awal dibawah Rp500.000
Jika diperhatikan sudah banyak toko eceran yang awalnya hanyalah merupakan usahakecil-kecilan kini telah menjadi usaha retail yang cukup besar dan berkembang  sehingga mampu bersaing dengan minimarket. Bahkan dari segi penyediaan barang dan pelayanan pun tidak kalah dengan minimarket. Berkembangnya usaha eceran sendiri dikarenakansemakin majunya masyarakat dan meningkatnya kebutuhan yang segera dipenuhi, olehkarena itu kahadiran toko eceran menjadi alternatif bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.

Bagaimana cara pengusaha retailer itu sendiri untuk dapat mempertahankan usahatoko ecerannya salah satunya dengan pengembangan bauran pemasaran atau disebut marketing mix yang meliputi lokasi, merchandise (barang yang dijual),ketetapan harga, promosi ,atmosfer dalam toko dan retail service. Marketing mix merupakan tool atau alat bagi marketer yang terdiri dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perludipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkandapat berjalan sukses.

Masalah dan tujuan :

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dikajidalam penelitian ini adalah:

1.Apakah Marketing Mix yang meliputi Lokasi, Merchandise, Pricing, PromosiPenjualan, Atmosfer dalam Toko dan Retail Service berpengaruh terhadap usaha toko eceran tradisional di Kepanjen Kabupaten Malang terhadap keputusan pembelian konsumen baik secara simultan maupun parsial?

2.Variabel Marketing Mix yang manakah diantara Lokasi, Merchandise, Pricing, Promosi Penjualan, Atmosfer dalam Toko dan Retail Service yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen toko eceran tradisional diKepanjen Kabupaten Malang?

Tujuan Penelitian

1.Untuk mengetahui pengaruhnMarketing Mix terhadapusaha toko eceran tradisionaldi Kepanjen kabupaten Malang terhadap keputusan pembelian konsumen secara simultan dan parsial.

2.Untuk mengetahui pengaruh yang dominan dari variabel Marketing Mix terhadapkeputusan pembelian konsumen ditoko eceran tradisional di Kepanjen kabupatenMalang.

METODOLOGI :

Data dan Variabel

Metode pengumpulan data dengan menggunakan cara observasi dan wawancara yang dibantu dengan kuesioner (daftar pertanyaan) dengan melakukan pengujian Validitas dan Realibilitas terhadap instrumen pertanyaan terlebih dahulu. Alat analisis statistik digunakan untuk menguji hipotesis dengan uji t untuk pengaruh individual/ parsial dan Uji F untuk pengaruh simultan. Sedangkan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara variabel-variabelnya digunakan alat analisis statistik Korelasi dan Regresi Linier Berganda dibantu dengan software program SPSS.

Variabel Penelitian

Ada dua variabel yang diteliti yaitu terdiri dari Variabel Independen yaitu strategi pemasaran toko eceran dengan pengembangan unsur-unsur marketing mix (X), yang terdiri dari enamdimensi, yaitu: a) Lokasi (X1) yaitu lokasi lalu lintas pejalan kaki, lalu lintas kendaraan ,adanya, dilewati transportasi umum, dekat dengan pusat pembelanjaan lain. b). Merchandise (X2) adalah menyediakan barang yang bermutu, memperhatikan kelengkapan barang, memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen disekitarnya. c). Pricing (X3) adalah menetapkan harga jual yang cukup murah atau sesuai dengan harga yang ditetapkan produsen selalu mencari informasi tentang naik-turunnya harga terutama pada barang- barang yang bermerek. d). Promosi Penjualan (X4) adalah dapat memberikan hadiah langsung, penukaran kupon belanja, memberikan souvenir dan lain-lain bertujuan untuk menarik konsumen. e)Atmosfer dalam Toko (X5) adalah memperbaiki desain toko baik luar dan dalam toko, penataan barang-barang yang baik dan rapi sehingga mempermudah konsumen untuk melihat barang-barang yang dijual, menciptakan suasana yang bagus, memberikan ventilasi udara yang cukup.f) Retail Service (X6) adalah meningkatkan pelayanan, menyediakan lahan parkir sehingga mempermudahkan konsumen yang ingin berkunjung, menyediakan fasilitas tambahan seperti tempat duduk, toilet dll.Serta Variabe l Dependen yaitu Keputusan pembelian (Y) adalah keputusan yang diambil oleh konsumen dalam memperoleh produk yang dinginkan guna memenuhi kebutuhan, sebagai perilaku konsumen sebelum pembelian suatu barang yang akan dibelinya.

Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat korelasional dengan hubungan (asosiatif) antara dua variabe l atau lebih, menggunakan 100 responden sampe l yaitu konsumen yang berkunjung di toko eceran tradisional yang diteliti di Jalan Trunojoyo, Ksatrian dan Jalan Panji. Teknik  pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Model penelitian

Model regresi yang digunakan dalam penelitian dikatakan sudah baik atau tidak terjadi multikolinearity yaitu bila tidak ada korelasi antara variabel bebas (independen). Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 maka tidak terjadi multikolonieritas pada model regresi. Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai VIF kurang dari 10dan nilai tolerance di atas 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data-data dalam penelitian ini tidak terjadi multikolonieritas.

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Sedangkan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dalam suatu persamaan, bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), dandari hasil pengujian ditemukan bahwa besarnya nilai DW (Durbin-Watson) sebesar 1,825 yaitu terletak diantara batas atas atau upper boundn (du = 1,80) dan (4-1,80), sehingga hal ini dikatakan tidak ada autokorelasi.

Hasil Penelitian

Kecamatan Kepanjen merupakan salah satu wilayah Kabupaten Malang yang dahulu merupakan wilayah pembantu Bupati di Kepanjen. Hingga tahun 2006, Kepanjen memiliki89 usaha dagang yang resmi tercatat pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang. Jumlah 89 ini terbagi menjadi 3 SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) yaitu SIUP besar = 3; SIUP menengah = 7 dan SIUP kecil 79 usaha. Pembagian ini didasarkan pada modal awal usaha dagang tersebut dimulai, jika modal awal Rp 500 juta termasuk SIUP besar, antara Rp 500.000–Rp. 5.000.000 termasuk SIUP menengah dan di bawah Rp500.000 termasuk SIUP kecil.

Gambaran umum responden adalah berjenis kelamin perempuan (62 orang), berusiaantara 31–40 tahun, ibu rumah tangga dan memiliki pendapatan antara 1–2 juta per  bulan. Dari data penduduk kecamtan Kepanjen menurut mata pencaharian dapat dirinci bahwa sebagian besar penduduk Kec. Kepanjen memiliki mata pencaharian sebagai petani (12.401 orang) dan pedagang (5.178 orang) serta buruh (5.038 orang sedangkan dari data penduduk berusia 10 tahun keatas yang bekerja diperoleh data bahwa sektor perdagangan merupakan mata pencaharian kedua (9.911 orang) bagi masyarakat kepanjen setelah sector pertanian (23.361 orang). Hal ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan memiliki kontribusi yang relatif besar bagi perekonomian masyarakat Kepanjen.( BPS KotaKabupaten Kepanjen, 2006). Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen diperoleh bahwa semua item dalam setiap variabel dinyatakan ‘valid’ dan “reliabel’ karena memiliki nilai Rxy di atasnilai kritis (critical value) seperti tertera dala tabel 1 dan 2 dibawah.

TABEL 1
HASIL UJI VALIDITAS ITEM PERTANYAAN
Nomor Item
Koefisien Korelasi
Critical Value
Kesimpulan
lokasi (X1)



1
0,714
0,195
Valid
2
0,712
0,195
Valid
3
0,809
0,195
Valid
4
0,695
0,195
Valid
marchandise (X2)



1
0,816
0,195
Valid
2
0,858,
0,195
Valid
3
0,701
0,195
Valid
Pricing (X3)



1
0,789
0,195
Valid
2
0,760
0,195
Valid
3
0,776
0,195
Valid
Promosi Penjualan (X4)



1
0,742
0,195
Valid
2
0,803
0,195
Valid

0,755
0,195
Valid
Atmosfer dlm toko (X5)



1
0,786
0,195
Valid
2
0,843
0,195
Valid
3
0,782
0,195
Valid
Retail Service (X6)


1
0,809
0,195
Valid
2
0,834
0,195
Valid
3
0,796
0,195
Valid

Dari hasil melalui proses pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi berganda signifikan pada α = 0,05 dapat disusun dalam persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 0,443 + 0,134 X1+ 0,198X2+ 0,177X3+ 0,155 X4+ 0,189X5+ 0,144X6

Hasil analisis pada tabel diatas dapat dipahami bahwa variabel bebas X1-X6 secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y(F hitung = 65,272>F tabel = 2,19,sign=0,000). Dengan demikian, keputusan terhadap Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis I yang dikemukakan dapat dibuktikan kebenarannya.Hasil uji tdapat dijelaskanbahwa: a) Variabe l Lokasi (X1)(thitung(x1) =2,054 >ttabel = 1,6614) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y) b)Variabel Merchandise (X2)(thitung(x2)= 2,902 >ttabel = 1,6614) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y)c)Variabel Pricing (X3) (thitung(x3) = 2,441 >ttabel = 1,6614) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y)d)Variabel Promosi Penjualan (X4)(thitung(x4)= 2,179>ttabel  =1,6614) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y)e)Variabel Atmosfer dalam Toko (X5)(thitung(x5) = 2,315 >ttabel =1,6614) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y)f) Variabel RetailService (X6)(thitung(x6)= 2,033>ttabel  = 1,6614) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y).

Dari uraian hasil uji t menunjukkan bahwa semua variabel bebas (X1-X6) secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y), dengan demi kian hipotesis I yang dikemukakan diterima. Sedang kan variabel bebas yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian adalah merchandise (X2) karena memiliki koefisien regresi (β) paling besar yaitu 0,212 jika dibandingkan dengan variabel bebaslainnya. Dengan demikian hipotesis IIyang menyatakan bahwa diduga persediaan barang/merchandise
(X2) mempunyai hubungan dan pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian (Y) dapat diterima. Dari hasil uji kesesuaian model diketahui besarnya R 2 (koefisien determinasikorelasi berganda)=0,808 atau 80,8% sedangkan sisanya dapat diatikan bahwa sebesar 19,2% dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.Nilai yang mendekati 1 menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat sehingga model yang digunakan dapat dikatakan baik. Hasil uji asumsi klasik yang dilakukan dengan 4 kriteriauji asumsi klasik dilakukan dengan 4 kriteria, yaitu multikolinieritas, autokorelasi, normalitas dan heterokedastisitas.

 KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat disimpulkan bahwa semua item adalah validdan reliabel, karena memiliki nilai Rxy di atas nilai kritis (critical value).Dari hasil uji asumsi klasik, diketahui bahwa model regresi terhindar dari multikolinearity karena memiliki nilai VIF kurang dari 10dan nilai tolerance di atas 0,1;terhindar dari autokorelasi dengan nilai DW 1,825; terhindar dari keterokedastisitas karena grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya menyebar dantidak membentuk pola tertentudan memenuhi asumsi normalitas karena garis yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonalnya.

Diketahui nilai Fhitung = 65,272 lebih besar dari F tabel = 2,19 yang berarti bahwa variabel bebas X1-X6 secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan denganvariabel terikat Y, sedangkan hasil uji tmenunjukkan bahwa semua variable bebas (X1-X6)secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y), sehingga hipotesisI yang di kemukakan dapat diterima.

Disimpulkan bahwa variabel bebas yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian adalah merchandise (X2) karena memiliki koefisienregresi (β) paling besar yaitu 0,212 jika dibandingkan dengan variabel bebas lainnya.  Dengan demikian hipotesis II yang menyatakan bahwa diduga persediaan barang/merchandise (X2) mempunyau hubungan dan pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian (Y) dapat diterima. Besarnya proporsi kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat diketahui koefisien determinasi korelasi berganda (R 2) sebesar 0,808 atau 80,8% sedangkan sisany adapat diartikan bahwa sebesar 19,2% dipengaruhi oleh variabel bebas lainyang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Dari hasil penelitian dapat diperoleh suatu implikasi bahwa hendaknya pemilik toko eceran dapat menyediakan produk-produk yang disesuaikan dengan identifikasi konsumen, seperti produk kebutuhan ibu rumah tangga, yangberusia antara 31–40 tahun dan memiliki pendapatan antara 1–2 juta. Hal ini perlu dilakukan agar produk yang dijual toko eceran sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen.Pemilik toko eceran di Kepanjen hendaknya memperhatikan dan meningkatkan factor Lokasi, Merchandise, Pricing , Promosi Penjualan, Atmosfer dalam Toko dan Retail Service agar Keputusan Pembelian yang dilakukan konsumen dapat meningkat. Pemilihan lokasi toko hendaknya lebih diperhatikan, seperti dilalui kendaraan umum, dekat dengan pemukiman penduduk, dan memiliki lokasi parkir yang memadai. Harga hendaknya ditetapkan minimal sama dengan toko lain terutama untuk produk sejenis atau sedikit dibawah toko lain, pemberian diskon, souvenir padawaktu-waktu tertentu atau pada pelanggan yang sering membeli dalam jumlah besar, agar dapat menarik  perhatian konsumen untuk membeli barang di toko eceran. Kenyamanan di dalam toko seperti disain interior dan eksterior yang memadaidan suhu udara yang segar hendaknya dapat terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, agar konsumen merasa senang dan betah berada di dalam toko sehingga akan melakukan pembelian kembali di waktu yang akan datang.


¡Compártelo!

0 komentar:

Posting Komentar

Buscar

 

Labels

rinna rinna rinna Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger